Hari itu,di moment yang sama seperti beberapa bulan yang lalu,bedanya hanya kejadian beberapa bulan lalu di awal ujian ,sedangkan sekarang menjelang akhir ujian hal itu terjadi lagi.Sikapnya terulang lagi. Dia mengulangi kesalahan yang sama.Iya ...dia lagi,dia yang aku pikir telah berubah sejak dia sadar akan kesalahannya itu. Dia yang aku pikir telah lebih dewasa. Tapi ternyata dia memecahkan kaca itu lagi ,kaca yang sebelumnya telah dia pecahkan,namun sekuat tenaga telah aku kumpulkan dan direkatkan satu-satu dengan lem.Merekatkannya itu sangat lama namun sebelum pecahan itu tersusun semua,dia hancurkan kembali.Kaca yang pecah memang tak akan pernah dapat utuh kembali seperti semula,apalagi kaca yang telah disusun dari kepingan kaca yang telah pecah itu pecah,tak bisa dibayangkan betapa hancurnya.
Seperti sudah dapat disangka sejak awal perjalanan itu,penawaran yang ia berikan sedikit berbeda dengan penawaran yang telah aku terima beberapa bulan lalu.Dia ingin lebih enjoy,lebih santai.Sebenarnya hati ini juga ada hal yang masih ditimbang-timbang.Di satu sisi rasa itu masih ada dan ada rasa takut kehilangan namun di sisi lain ada ketakutan untuk terluka lagi,takut jika kjadian itu terulang lagi.namun setelah memerlukan waktu untuk berpikir panajang,aku putuskan untuk berusaha memperbaiki kesalahan kita yang lalu,berusaha untuk membuat lebih baik.
Saat Allah belum memisahkan kita melalui jarak,rasanya sangat nyaman. Sikapnya sangat baik.Saat acara besar di sekolah kami pun, aku bersamanya.Saat banyak pertanyaan aku tak bisa menjawabnya,aku takut salah berbicara,ku ingin dia yang menjawabnya.Sepertinya semua senang melihat kami, itu yang aku lihat dari mereka ,tapi tak tahu lagi apa yang sebenarnya,tapi semoga benar semua senang.Dia pun mau mengantarkanku kemanapun yang aku minta,sungguh baik.Namun terkadang ada rasa semacam cemburu dengan teman-temanya.Dia adalah orang yang baik dengan semua orang.kadang mungkin aku terlalu egois ingin diperhatian,namun jika melihat teman-teman lain sikapnya lebih parah dari aku,lebih ingin diperhatikan,dan bisa dibilang itu wajar,bahkan setiap si cewek marah dan ingin diperhatikan si cowok pun selalu akhirnya menurutinya.Tetapi yang terjadi padaku kata teman-temanku itu adalah hal yang tdk wajar...setiap aku merasa tak dapatkan perhatian itu...aku hanya bisa diam dan merasakan sendiri,mencoba mencari hal lain untuk dikerjakan dan tak ingin menyampaikan pada dia,karena takut dia akan marah dan aku adalah tipe orang yang paling tidak ingin orang marah padaku atau membenciku siapapun itu.Aku adalah orang yang tidak ingin mempunyai musuh.yang bisa.Kembali ke cerita,sebenarnya aku tak pernah melarang bergaul dengan siapapun juga,bahkan aku senang kalau dia memiliki banyak teman,namun aku hanya ingin dia bisa membagi waktunya,sedikit saja untukku itu sedah sangat berarti.
Setelah liburannya berakhir,saat dia akan kembali ke perantauan dia tinggalkan pesan singkat yang menyuruhku untuk tidak terlalu bergantung atau mungkin maksudnya tidak berharap,aku juga tak mengerti apa sebenarnya maksudnya,namun aku mencoba membuat diriku lebih ikhlas jika suatu saat terjadi hal-hal yang tidak ku inginkan.
Pada kesempatan yang kedua ini yang telah Allah berikan melalui dia, aku coba untuk untuk benar-benar bersabar,memang membutuhkan kesabaran ekstra. Sampai suatu saat karena banyak tugas san sedang membutuhkan penyemangat tetapi dia menanggapinya dengan dingin,dan dia juga sedang stres dengan tugasnya,aku pun terpaksa meluapkan emosi yang selama ini ku pendam ,namun hanya secuil saja,namun dia ganti marah kepadaku,akupun sadar tak seharusnya aku luapkan ini saat kita sama-sama dalam keadaan panas. Setelah kejadian itu,keadaanya tidak semakin membaik,bisa dibilang lebih renggang,hal itu juga karena kesibukannya yang banyak.
Suatu hari tiba-tiba sms dan chat tidak berbalas,aku takut dia marah padaku,namun aku tak tahu apa salahku,lalu terus ku hubungi,sampai telfon pun tertolak,lemas ....langsung,aku tak mengerti apa maunya dan apa salahku? banyak pertanyaan di otakku apa kesalahan yang aku buat? apa yang aku lakukan ?langsung merasa pening...akhirnya dibalas dengan satu kata saja yang intinya dia sedang ada kerjaan.aku sebenarnya tidak melarang dia melakukan apapun,tidak masalah jika dia tidak memperhatikanku saat banyak kerjaan ,tapi aku hanya ingin dia bilang kalau lagi sibuk,dan akiyu ga akan mengganggunya.Hal itu berjalan dua hari,hari berikutnya pun dia melakukan hal yang sama,tanpa balas semua,aku pusing kesalahan apa yang aku perbuat???tambah merasa bersalah.hal itui seperti kejadian waktu lalu.Dia melakukan persis seperti beberapa bulan lalu.Aku sudah merasa,dan aku harus bersiap-siap akan segala kemungkinan yang akan terjadi. Lalu benar sampai pada suatu saat dia menyatakan perasaan yang sesungguhnya....seperti lemas dan pening...namun aku harus menyadari bahwa hati tak dapat dipaksakan,mungkin ini yang terbaik.Mungkin aku tak bisa memberinya kenyamanan dan kebahagiaan.kalau untuk disalahkan ,mungkin aku harus menyalahkan diriku sendiri yang tak mampu akan hal itu.tapi itu sungguh menghancurkan apa ya ng telah aku kumpulkan kembali.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus